Sabtu, 01 April 2017

Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang

Pembentukan perilaku menyimpang dapat terjadi karena dua hal, yaitu adanya proses sosialisasi yang tidak sempurna dan adanya nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang. Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai proses pembentukan perilaku menyimpang itu :


Proses sosialisasi yang tidak sempurna


Dalam proses sosialisasi yang sangat berperan adalah agen-agen sosialisasi. Agen-agen sosialisasi itu terdiri atas keluarga, sekolah, kelompok pergaulan, dan media massa.  Agen-agen sosialisasi memberikan pesan yang berbeda-beda satu sama lainnya. Sebagai contoh, lingkungan keluarga tidak mengajarkan seseorang untuk terlibat pada obat-oabtan terlarang atau pergaulan bebas. Akan tetapi, di lingkungan pergaulan, hal itu bisa saja terjadi. 

Proses sosialisasi seolah-olah tidak sempurna karena tidak sepadan antara agen sosialisasi yang satu dengan agen sosialisasi yang lain. Proses sosialisasi yang tidak sempurna antara lain disebabkan oleh :
  1. Terjadinya disorganisasi dalam keluarga atau perpecahan di dalam keluarga yang seharusnya berperan sebagai suatu unit. Anggota keluarga yang gagal dalam menjalankan kewajibannya sesuai dengan perannya memicu terjadinya perilaku menyimpang.
  2. Peperangan menyebabkan disorganisasi dalam berbagai aspek kemasyarakatan. Dalam keadaan kacau ini, nilai nilai dan norma yang ada tidak berfungsi sehingga terbentuklah perilaku menyimpang seperti penjarahan.

Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang


Perilaku menyimpang sebagai hasil proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang


Dalam proses sosialisasi seseorang sangat mungkin dipengaruhi oleh nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang sehingga terbentuklah perilaku menyimpang. Contoh, seorang anak yang besar di lingkungan keluarga yang menganggap minuman keras dan perkelahian adalah hal yang biasa akan cenderung melakukan perbuatan serupa. Menurut pandangan masyarakat luas, perbuatan anak tersebut adalah perbuatan menyimpang.


Perilaku menyimpang dapat disebabkan oleh anomi, yaitu suatu keadaan masyarakat yang hidup tanpa norma.


Konsep anomi yang dikemukakan oleh Emile Durkheim adalah keadaan yang kontras antara pengaruh subkebudayaan dengan kenyataan sehari-hari dalam masyarakat. Seakan-akan tidak mempunyai aturan yang sama untuk ditaati bersama-sama.

Menurut Robert K. Merton, keadaan anomi dapat menyebabkan penyimpangan sosial. Dikatakan bahwa dalam proses sosialisasi individu-individu belajar mengenal tujuan-tujuan penting dalam kebudayaan dan juga mempelajari cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan budaya-budaya tersebut.

Anomi terjadi karena adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara untuk mencapai tujuan budaya tersebut. Menurut Merton, ada tipologi tingkah laku individu untuk menghadapi hal tersebut yaitu konformitas, inovasi, ritualisme, pengasingan diri, dan pemberontakan.
Konformitas merupakan suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Contoh  seorang yang ingin lulus PNS akan belajar dengan sungguh-sungguh, bukan dengan menyewa joki atau mnecontek.

Inovasi merupakan suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai budaya, tetapi menolak cara-cara yang melembaga untuk mencapai tujuan. Contohnya adalah masyarakat mendorong semua anggota masyarakat untuk memperoleh kekayaan yang melimpah. Namun pada kenyataannya hanya beberapa orang yang berhasil memperolehnya dengan cara yang disetujui. Mereka melihat betapa kecilnya kemungkinan untuk berhasil jika mematuhi peraturan, maka mereka berupaya untuk melanggan peraturan yang ada denga melakukan perbuatan menyimpang, misalnya korupsi.

Retualisme merupakan sikap menerima cara-cara yang melembaga, tetapi menolak tujuan-tujuan kebudayaannya. Contoh sikap seenaknya dan berbincang-bincang dengan teman saat upacara. Hal inin menandakan bahwa ia telah melupakan makna upacara.

Pengasingan diri merupakan sikap menolak tujuan maupun cara-cara untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya. Contoh adalah seseorang yag menjadi pemabuk berat karena frustrasi sehingga ia tidak memperhatikan keluarga, pekerjaan. Ia mengasingkan diri dari kehidupan masyarakat normal.

Pemberontakan merupakan sikap yang menolah tujuan dengan cara-cara yang melembaga yang berusaha menggantikannya dengan tujuan atau cara-cara lain. Contohnya adalah kaum revolusioner.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Subscribe

Flickr